Pelajarinfo.id – Ada yang unik dari penyambutan mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung (ITB) Tahun Akademik 2021/2022. Terdapat beberapa mahasiswa yang berusia sangat muda dan ada juga yang berumur paruh baya.
Untuk mahasiswa tertua terdapat pada mahasiswa doktoral (S-3) yang saat ini berusia 69 tahun. Sedangkan yang termuda baru berusia 16 tahun dan sosoknya cukup mencuri perhatian dalam penyambutan mahasiswa baru ITB secara virtual pada Senin (16/8/2021).
Sosok yang mencuri perhatian tersebut ialah Andi Safa Afianzar. Di usia yang pada umumnya masih menduduki tingkat pertama SMA Andi sudah masuk Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Andi menegaskan bahwa dirinya memang ingin masuk ke sana. Sejak kecil, dia sangat tertari dengan sains.
“Sempat bimbang memilih antara teknik dengan ilmu murni. Belakangan, saya putuskan, sepertinya lebih enak ilmu-ilmu murni. Misalnya, fisika atau matematika yang mengutak-atik rumus, saya menyukainya. Akhirnya saya pilih FMIPA,” cerita Andi, dilansir dari laman ITB.
Anak dari pasangan Andi M. Sadat dan Febriana Damayanti ini mengatakan tak akan gentar saat perkuliahan sudah dimulai. Segala masalah akan dihadapinya. Begitupun masalah sosialisasi dengan teman kuliahnya yang lebih tua. Apalagi, ini bukan pertama kalinya Andi menjadi yang termuda.
Lalu, bagaimana cerita Andi bisa masuk ITB di usia 16 tahun? tentu tidak lepas dari kisah masa kecilnya. Dulu Andi sempat bersekolah di Inggris saat ayahnya mengenyam pendidikan disana.
Andi tidak sempat merasakan menduduki kelas 1 sekolah dasar, karena hasil asesmen pihak sekolah disana menunjukkan Andi bisa langsung menduduki kelas 2.
Saat Andi menduduki kelas 4, keluarganya harus kembali ke Tanah Air. Orang tuanya sempat bingung mau memasukkan Andi ke kelas berapa, karena ada perbedaan sistem pendidikan antara Indonesia dengan Inggris. Namun, ternyata masalahnya lekas teratasi, Andi lanjut ke kelas 5. Membuat usianya menjadi lebih muda dari teman sekelasnya yang lain.
Andi juga sempat mengikuti program akselerasi saat SMA. Sehingga ia menyelesaikan sekolah hanya dalam kurun waktu 2 tahun, dan membuatnya lulu lebih dulu dari teman-teman satu angkatannya. Hal ini membuat Andi semakin muda dibanding yang lain.
“Dari SD, teman-teman saya lebih tua. SMA juga teman-teman saya lebih tua. Jadi, kendalanya saya rasa tidak begitu besar. Sudah punya gambaran,” ujar Andi.
Saat kuliah nanti, Andi berharap bisa menjadi mahasiswa yang aktif. Dia ingin mencoba berorganisasi. Andi mengaku belum pernah masuk organisasi apapun di sekolah, meski dia aktif mewakili sekolah dalam beberapa lomba.
Saat SMP, Andi mewakili Surabaya sebagai spokesman pada pertukaran pelajar di Busan-Korea Selatan dan menjadi juara dua nasionall ajang English Speech Contest. Di SMA, Andi juga berhasil meraih juara pada lomba menulis dan pidato bahasa inggris.
“Saya mau meluangkan waktu untuk meningkatkan social skills. Kalau akademik sudah jelas. Dengan sendirinya akan diasah karena kuliah di ITB. ITB ini akan saya jadikan tempat untuk benar-benar menyiapkan diri sayan untuk kehidupan nanti,” tegas alumnus SMAN 15 Surabaya itu.
Meski kunliah nantinya mesih berlangsung secara daring, dia sudah tidak sabar untuk menjalaninya. Andi ingin melihat dirinya bisa sejauh apa saat kuliah di ITB.
0 Comments