Berita Pati – Mulai awal timbulnya COVID-19 rupanya ada beberapa hal positif yang menyertainya. Seperti udara yang lebih bebas dari pencemaran serta kemacetan di kota-kota besar yang menyusut. Tidak itu saja rupanya susunan ozon diberitakan turut lebih baik. Lubang pada susunan ozon menurut beberapa pakar mulai memberikan perubahan mengarah positif.
Dikutip dari situs globalnews. ca, menurut New Scientist, lubang di susunan ozon di atas Antartika terus sembuh, yang mengakibatkan perkembangan perputaran atmosfer. Pemulihan yang sedang berjalan, menurut ScienceAlert, hentikan banyak perkembangan beresiko di atmosfer Belahan Bumi Selatan.
Susunan ozon ialah perisai pelindung di stratosfer Bumi yang menghisap sejumlah besar radiasi ultraviolet dari matahari. Tanpa ada susunan ozon, hampir mustahil apa saja dapat bertahan di planet ini. Di akhir 1980-an, penipisan ozon menggerakkan arus udara selatan lebih jauh ke selatan, mengakibatkan perkembangan skema curah hujan serta arus laut.
Menurut Di antara Banerjee dari University of Colorado Boulder dalam jurnal Science Daily, tuliskan jika perkembangan skema angin sudah mengakibatkan pemulihan susunan ozon. Banerjee memberikan tambahan jika susunan ozon direncanakan akan sembuh seluruhnya pada tahun 2030-an di belahan bumi utara. Selanjutnya pada tahun 2050-an di belahan bumi selatan. Lubang Antartika yang disebut direncanakan akan sembuh pada 2060-an.
New Scientist memperlihatkan jika zat perusak ozon mempunyai waktu hidup yang panjang, yang bermakna pemulihan penuh susunan ozon tidak berlangsung sepanjang beberapa dekade. Tetapi, apa susunan ozon yang lebih baik ini dapat disebabkan oleh menyusutnya pekerjaan ekonomi ditengah-tengah wabah COVID-19?
Di Twitter, Kris Karnauskas, seorang ilmuwan iklim di University of Colorado Boulder, merekomendasikan penurunan emisi bisa dihubungkan dengan menyusutnya pekerjaan ekonomi ditengah-tengah wabah, tapi dia mengingatkan jika ini tidak tentu.
" Saya tidak percaya ini dikarenakan oleh COVID19, tapi cuma ada dua tahun semenjak 1975 saat CO2 naik lebih sedikit semenjak pertama tahun ini, " catat Karnauskas.
Beberapa negara yang lakukan lockdown ekstrim sebab wabah COVID-19, seperti Italia serta Tiongkok, sudah lihat penurunan mencolok dalam pencemaran udara.
Mencuplik situs alodokter. com, pencemaran udara bisa berlangsung saat lingkungan tercemar oleh zat kimia, fisik, serta biologis yang mengubah karakter alami atmosfer. Kendaraan bermotor, sarana industri, kompor rumahan, serta kebakaran rimba adalah sumber penting dari pencemaran udara.
Jadi, ada peluang jika kebijaksanaan untuk diam di dalam rumah menolong susunan ozon lebih baik, serta menolong kurangi pencemaran udara yang bisa mengakibatkan kerusakan bumi serta badan kita. sumber: fokusmuria.co.id
0 Comments