Ki Hadjar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia – Ki Hajar Dewantara (juga dikenal sebagai Raden Mas Soewardi Soerjaningrat), 1889-1959, adalah seorang penulis, kolumnis, politikus, dan pembela kemerdekaan Indonesia dari kekuasaan kolonial Belanda.
Namun, ia mungkin paling dikenang karena peran perintisnya dalam pengembangan pendidikan di tanah jajahan Indonesia. Sekolah ini memberikan pendidikan bagi penduduk asli Indonesia, padahal sebelumnya pendidikan terbatas pada kolonial Belanda dan bangsawan Jawa.
Berikut ulasan mengenai Ki Hadjar DewantaraBapak Pendidikan Indonesia yang harus kalian ketahui
Ki Hadjar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia
Lahir dari keluarga bangsawan Jawa ( priyayi ) Dewantara sempat mengenyam pendidikan di Hindia Belanda: sekolah dasar (ELS) dan STOVIA (sekolah kedokteran untuk pribumi). Namun, dia tidak menyelesaikan STOVIA karena sakit. Sebaliknya dia mulai bekerja sebagai jurnalis, menulis untuk beberapa surat kabar.
Selama menjadi jurnalis, Dewantara mulai aktif dalam gerakan-gerakan sosial dan politik yang bertujuan melemahkan kekuasaan Belanda di Nusantara .
Artikel-artikelnya di media cetak dijiwai dengan sentimen anti-kolonial. Dewantara memiliki hubungan dekat dengan Boedi Oetomo (lembaga politik pribumi pertama di Hindia Belanda dan yang memainkan peran kunci dalam Kebangkitan Nasional Indonesia).
Pada 13 Juli 1913 Dewantara menerbitkan artikel di surat kabar ‘De Expres’, berjudul “Andai Aku Orang Belanda”. Artikel ini memuat kritik keras terhadap rencana penjajah Belanda untuk memungut pungutan dari penduduk pribumi untuk membiayai perayaan yang berkaitan dengan perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis.
Penguasa Belanda tidak mengizinkan kritik semacam itu dan menangkap Dewantara – bersama rekan-rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo – dan mereka diasingkan ke Belanda (pengasingan itu juga merupakan hasil dari aktivitas mereka di Indische Partij, salah satu organisasi politik pertama ) . organisasi perintis nasionalisme Indonesia pada rezim kolonial).
Selama pengasingannya di Belanda Dewantara memperoleh Sertifikat Guru Eropa dan berkenalan dengan gagasan Montessori dan Froebel, pelopor pendidikan barat. Beberapa tahun kemudian sesampainya kembali di Nusantara ia pertama kali mendirikan sekolah di Yogyakarta bersama saudaranya.
Kemudian, pada tahun 1922, ia mendirikan sekolah Taman Siswa. Sebelum adanya Taman Siswa, pendidikan di Nusantara hanya terbuka untuk orang Belanda dan pribumi yang termasuk golongan bangsawan (termasuk Dewantara).
Selain pengetahuan umum, siswa juga diajarkan untuk mencintai Nusantara dan menghormati kesetaraan sosial (Dewantara sendiri kemudian menghapus gelar Jawa Raden Mas di depan namanya sebagai isyarat untuk mendukung kesetaraan sosial).
Pada masa Jepang (1942-1945) Dewantara, Soekarno , Muhammad Hatta dan KH Mas Mansur diangkat sebagai pimpinan Pusat Tenaga Rakyat ( Pusat Tenaga Rakyat ), sebuah organisasi payung yang disponsori Jepang untuk semua organisasi nasionalis di Jawa dan Madura.
Ki Hajar Dewantara juga meninggalkan beberapa semboyan yang cukup terkenal di dunia pendidikan Indonesia. Mereka adalah Ing Ngarso Sung Tuladha , Ing Madya Mangun Karsa , dan Tut Wuri Handayani .
Tanggal 2 Mei , tanggal lahir Ki Hajar Dewantara, juga ditetapkan sebagai hari pendidikan di Indonesia.
Ing Ngarso Sung Tuladha artinya yang di depan harus menjadi panutan bagi yang di belakang . Ing Madya Mangun Karsa berarti yang di tengah harus membangun atau memberikan semangat, kemauan, atau niat kepada yang di depan dan di belakang. Tut Wuri Handayani berarti yang di belakang, memberi semangat kepada yang di depan.
Demikian artikel tentang Ki Hadjar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia, semoga bermanfaat.
Terus update tentang Keilmuan dan informasi pelajar dengan memfollow @pelajarinfo.id
0 Comments